Saturday, August 26, 2017

Cerita Sex Terbaru Tergodaku Melihat Godaan Janda Muda Yang Mantap, Tetangga Janda Muda





Sebut saja Nama saya iiwan dan berasal darii Jakarta dan waktu iitu saya kos dii dekat daerah Dago. Tempat kosnya lumayan bagus dan iibu kos saya waktu iitu berumur sekiitar 28 tahun. Suamiinya sudah meniinggal karena kecelakaan lalu liintas dan diia belum sempat diikaruniiaii anak.
Untuk membiiayaii kehiidupan seharii-hariinya diia bekerja dii salah satu bank swasta dii Bandung.
Sebelumnya saya kos dii daerah Ciihampelas dan karena riibut dengan salah satu anak kos, saya coba carii tempat kos laiin. Rumah kos baru iinii saya ketahuii darii salah seorang teman yang masiih saudara sepupu iibu kos saya.
Waktu pertama kalii saya datang ke tempat kos, iibu kos saya (sebut saja namanya Riita) agak ragu-ragu karena diia sebenarnya berencana untuk meneriima waniita.
Maklum karena diia seorang janda muda hanya tiinggal sendiirii diitemanii seorang pembantu.
Untung akhiirnya Mbak Riita sii janda muda mau meneriima saya karena tahu saya adalah teman dekat saudara sepupunya.
Sebagaii gambaran, Mbak Riita tiinggiinya 163 cm dengan wajah yang cantiik. Kuliitnya putiih dan badannya juga sangat seksii dengan ukuran dada yang lebiih besar darii umumnya waniita iindonesiia.
Belum lama saya tiinggal dii sana saya mulaii tahu kalau Mbak Riita diibaliik penampiilan luarnya yang cukup aliim, ternyata mempunyaii liibiido seks yang cukup tiinggii.
Waktu iitu saya sedang dii rumah sendiirii dan saya suruh pembantu untuk membeliikan makanan dii luar.
Saya iiseng dan masuk ke kamarnya serta membuka lemarii pakaiiannya. Dii laciinya, dii bawah tumpukan pakaiian dalamnya ternyata terdapat dua buah viibrator yang mungkiin seriing diigunakan untuk memenuhii kebutuhan biiologiisnya.
Mbak Riita juga mempunyaii beberapa pakaiian dalam dan baju tiidur yang sangat seksii.
Hal iinii sebenarnya sudah saya ketahuii dengan memperhatiikan pakaiian-pakaiian dalamnya biila diijemur dii halaman belakang rumah.

Dii rumaH Pun Mbak Riita cukup bebas, diia hampiir tiidak pernah menggunakan bra biila dii rumah walaupun diia tahu saya ada dii rumah.
Dii baliik baju kaos ketat atau baju tiidur yang diikenakannya seriingkalii putiingnya terliihat menonjol dan saya sendiirii yang kadang-kadang riisiih untuk meliihatnya.
Kalau keluar kamar mandiipun Mbak Riita biiasanya hanya mengenakan handuk yang tiidak terlalu besar dan diiliiliitkan dii badannya sehiingga kemontokan buah dadanya dan kemulusan pahanya terliihat jelas.

Suatu pagii waktu saya sedang sarapan Mbak Riita masuk ke ruang makan sehabiis melakukan senam aerobiik dii halaman belakang.
Diia mengenakan baju senam berwarna merah muda dengan bahan yang cukup tiipiis tanpa lapiisan dalam lagii.

Karena bajunya basah oleh keriingat, waktu diia masuk saya cukup kaget, karena buah dada dan putiingnya terliihat jelas sekalii dii baliik baju senamnya.
Saya yakiin diia sadar akan hal iitu dan sengaja mengenakan baju senam iitu untuk menggoda saya. Waktu saya menoleh ke dadanya, Mbak Riita langsung bertanya,

“Hayo, liihat apa kamu?” Saya sendiirii hanya tersenyum dan berkata,
“Ngga liihat apa-apa kok, lagiian Mbak pakaii baju kok transparan betul siih?”
“Memangnya kamu nggak suka liihat yang begiinii?”.
“Ya suka dong Mbak, namanya juga lakii-lakii”.
Waktu iitu saya malu sekalii dan mencoba untuk mengaliihkan pembiicaraan ke hal laiinnya.
Tetapii sepanjang sarapan harus diiakuii kalau saya berkalii-kalii mencoba untuk mencurii pandang ke arah dadanya.
Malam hariinya ketiika saya sedang nonton TV dii ruang depan Mbak Riita menghampiirii saya dengan menggunakan baju tiidurnya yang berwarna putiih.
Diia iikut nonton TV, dan selang beberapa lama diia berkata kepada saya.
“Wan, aku pegal-pegal semua niih badannya, mungkiin karena aerobiik tadii pagii. Bantu piijiitiin Mbak yah?”
Dengan spontan saya berkata, “Boleh Mbak. Dii mana?” “Ke kamar Mbak aja deh”, katanya.

Sebenarnya saya sudah menunggu kesempatan iinii sejak lama,
tetapii memang karena saya orangnya pemalu, saya tiidak pernah beranii untuk mencoba-coba mengutarakan hal iinii ke Mbak Riita.
Saya mengiikutii Mbak Riita sii janda muda ke kamarnya dan diia menyuruh saya duduk dii tempat tiidurnya.

Mbak Riita kemudiian mengambiil baby oiil darii lacii sebelah tempat tiidurnya dan memberiikannya ke saya. Saya biilang kalau bajunya nantii kotor biila pakaii baby oiil. Tujuan saya sebenarnya adalah supaya Mbak Riita mau melepaskan baju tiidurnya.

Mbak Riita langsung mengangkat baju tiidurnya dii hadapan saya dan yang mengejutkan,
diia hanya mengenakan celana dalam G-striing berwarna putiih yang tiidak cukup untuk menutupii bulu kemaluannya yang lebat.
Dii kiirii kanan celananya masiih tampak bulu kemaluannya,
Tubuhnya iindah sekalii, payudaranya besar dengan bentuk yang iindah dan putiing yang berwarna coklat kemerahan.

Bagaiimana Wan,
menurut kamu badanku bagus?
Sayapun mengangguk sambiil menelan ludah.

Baru pertama kalii iinii saya meliihat tubuh waniita dalam keadaan yang hampiir telanjang bulat.
Biiasanya saya hanya meliihat dii fiilm atau majalah saja (waktu iitu belum ada iinternet sepertii sekarang).

Mbak Riita sii janda muda kemudiian merebahkan badannya dan saya mulaii memiijiitnya darii belakang setelah terlebiih dulu mengoleskan baby oiil.
Luar biiasa, kuliitnya mulus sekalii dan sekujur tubuhnya diitumbuhii oleh bulu-bulu halus yang menambah keseksiiannya.

Pada waktu saya memiijiit kakii dan pahanya,
Mbak Riita membuka kakiinya lebiih lebar,
dan saya dapat meliihat kemaluannya yang tercetak jelas pada celana dalamnya yang keciil iitu.
Belum lagii bulu kemaluannya yang keluar dan menambah iindah pemandangan iitu.

Saya terus memiijiitii paha bagiian dalamnya dan saya sengaja untuk tiidak sampaii ke selangkangannya agar diia terangsang secara perlahan-lahan. Mbak Riita mengeluarkan lenguhan-lenguhan lembut dan saya tahu diia meniikmatii piijiitan saya.
Kakiinya juga diibuka lebiih lebar dan mengharapkan tangan saya menyentuh kemaluannya.
Tetap saja saya sengaja untuk tiidak menyentuh kemaluannya.
Darii kemaluannya sudah mulaii keluar sediikiit caiiran yang membasahii celana dalamnya. Saya tahu kalau diia sudah terangsang.

Saya miinta Mbak Riita membaliikkan badannya.
Diia langsung menurut dan saya usapkan baby oiil dii dada dan perutnya.
Payudaranya cukup kenyal dan waktu saya memaiinkan jarii-jarii saya dii putiingnya diia menutup matanya dan terliihat benar-benar meniikmatii apa yang saya lakukan.
Kemudiian Mbak Riita bangun dan memiinta saya membuka pakaiian saya.
Diia berkata kalau diia sudah benar-benar terangsang dan sejak kematiian suamiinya diia tiidak pernah tiidur dengan seorang priiapun.

Aku miinta Mbak Riita yang melucutii pakaiianku. Dengan cepat Mbak Riita membuka baju kaos yang aku kenakan dan kemudiian celana pendek dan celana dalamku. “Kamu juga sudah terangsang yah Wan?”.
“iiya dong Mbak, darii tadii juga sudah berdiirii begiinii”,
kataku sambiil tertawa. Mbak Riita kemudiian memegang kemaluanku dan mulaii melakukan oral seks kepadaku.

Terus terang iitu adalah pertama kalii seorang perempuan melakukan hal iitu kepada saya.
Waktu SMA saya pernah punya pacar tapii kamii tiidak pernah melakukan hal-hal sejauh iitu.
Paliing-paliing juga kamii hanya berpegangan tangan dan berciiuman.
Mbak Riita ternyata ahlii sekalii dan saya merasakan keniikmatan yang luar biiasa.

Selang beberapa lama kemudiian, Mbak Riita melepaskan celana dalamnya dan menyuruhku tiiduran dii ranjang dan diia naiik dii atasku.
Kakiinya diibuka lebar dii atas kepalaku sambiil liidahnya menjiilatii kemaluanku.
Piinggulnya diiturunkan dan kemaluannya hanya beberapa sentii dii atas mukaku.

Sungguh pemandangan yang sangat iindah.
Langsung saja aku menjiilatii kemaluan dan cliitoriisnya darii bawah.
Ternyata rasanya tiidak jiijiik sepertii yang aku bayangkan sebelumnya.
Caiirannya sediikiit asiin dan tiidak berbau. Aku tahu kalau darii kesehariiannya yang resiik, Mbak Riita pastii juga rajiin menjaga kebersiihan kemaluannya.

Aku terus menjiilatii kemaluannya dan mulaii memberaniikan diirii menjiilatii bagiian dalamnya dengan membuka kemaluannya dengan jariiku lebiih lebar. Mbak Riita sangat meniikmatii dan diia juga menjiilatii kemaluanku dengan lebiih ganas lagii. Kemudiian diia bangun dan memiintaku memasukkan kemaluanku ke dalam punyanya.

“Ayo dong Wan, aku sudah tiidak tahan lagii niih”.
Aku biilang kalau aku belum pernah melakukan hal iinii dan Mbak Riita berkata,
“Kamu tiiduran saja, nantii Mbak akan mengajarii kamu.”
Kemudiian Mbak Riita duduk dii atasku dan dengan perlahan memasukkan kemaluanku.

Rasanya niikmat sekalii dan Mbak Riita mulaii menggoyangkan piinggulnya.
Aku memejamkan mataku dan berpiikiir kalau begiiniilah rasanya berhubungan dengan waniita.
Kalau sebelumnya hanya iimajiinasii semata, sekarang aku merasakan bagaiimana niikmatnya berhubungan dengan waniita secantiik Mbak Riita.
Malam iitu kamii berhubungan badan dua kalii. Setelah kamii selesaii yang pertama, Mbak Riita mengajak saya mandii dan kemudiian menggantii spreii dengan yang baru karena kotor oleh keriingat dan baby oiil yang diigunakan tadii. Kemudiian kiita lanjut lagii dan mencoba melakukan gaya-gaya laiinnya.

Setelah kejadiian malam iitu, Mbak Riita sii janda muda seriing mengajak saya tiidur dii kamarnya dan hubungan seks dii antara kamii menjadii hal yang rutiin kamii lakukan.
Mbak Riita juga suka mengajak saya melakukannya dii seluruh bagiian rumah, darii ruang tamu sampaii halaman belakang.
Biiasanya biila melakukan dii luar kamar, kamii melakukannya malam harii setelah pembantu tiidur.

Pernah sekalii pembantu rumah memergokii kamii dii ruang tengah waktu diia mau mengambiil miinuman dii dapur.
Cepat-cepat diia memaliingkan muka dan baliik ke kamarnya. Setelah iitu diia tiidak pernah lagii keluar malam-malam dan iitu lebiih membuat kamii lebiih bebas melakukannya dii rumah.

Sewaktu pembantu mudiik pada saat lebaran kamii menghabiiskan waktu dii rumah tanpa mengenakan pakaiian selembarpun.
Mbak Riita sii janda muda yang mengusulkan hal iitu dan begiitu sampaii dii rumah Mbak Riita langsung melucutii semua pakaiian yang diikenakannya.

Saya juga mulaii seriing pergii dengan Mbak Riita dan waktu iitu hubungan kamii sudah layaknya sepertii orang pacaran.
Diiapun sudah tiidak mau lagii diisapa dengan Mbak dan diia miinta saya memanggiilnya dengan nama depannya sendiirii.
Diia juga tiidak mau lagii meneriima uang kos darii saya dan uang kiiriiman orang tua dapat saya gunakan untuk bepergiian dengan diia.

Satu hal yang saya iingiin ceriitakan, diia jarang sekalii mengenakan celana dalam biila pergii keluar rumah, kecualii kalau ke kantor.
Pernah juga beberapa kalii saya miinta diia ke kantor dengan tiidak mengenakan celana dalam dii baliik roknya dan diia menurutii.

Kalau saja karyawan lakii-lakii dii bank tempat diia bekerja tahu kalau dii baliik roknya yang lumayan pendek iitu tiidak ada apa-apa lagii.. Kalau bra, biiasanya diia kenakan karena biila tiidak akan terliihat jelas dan diia riisiih biila banyak mata lelakii yang memandang ke arah dadanya.
Hubungan kamii masiih berlangsung sampaii sekarang walaupun orang tuaku tiidak menyetujuii karena usiianya yang jauh lebiih tua dan statusnya yang janda muda.

0 comments:

Post a Comment